Ini adalah
potongan dari keinginan untuk mempunyai sebuah buku, siapkan kopi dan cemilan
dan selamat
membaca :D
“Hari ini, untuk kesekian kalinya aku memilih diam. Detik ini merindumu dalam kesendirian dan sepiku” Rena berbicara pada hatinya. Lamat-lamat cahaya surya meredup, bersama kepakan sayap burung-burung kecil sore itu hujan mulai turun setelah awan sudah menyerah dengan perlawan matahari. Mata hitamnya berbinar memandangi rintik air hujan yang mulai menyentuh dedaunan. Dari jendela kamarnya dia berkata lirih “Mungkin saja hujan selalu bersabar dan tak mengeluh, saat rindu mulai menggumpal menjadi mendung. Sudah berapa matahari yang telah ia leawatkan tanpa menyentuh daun-daun pepohonan yang mulai mengering menunggu datangnya hujan dengan sabar dan menyimpannya begitu dalam”.
Malam menggantikan senja dengan
cepat, Rena mengelap bola basket merah pemberian Rian, pelan. Tanpa menghitung
waktu yang telah dia habiskan bersama bola merahnya. Satu jam sudah berlalu. Mungkin
setitik debu pun tak ada yang menempel di bola itu. Karena saat itu juga Rena
mengingat-ingat setahun lalu, saat pertama kali bola basket merah menjadi
miliknya.






No comments:
Post a Comment
Monggo di ketik ^^