Saturday, 26 October 2013

Seperti Hujan, Aku Merindukanmu.


Ini adalah potongan dari keinginan untuk mempunyai sebuah buku, siapkan kopi dan cemilan
dan selamat membaca :D

“Hari ini, untuk kesekian kalinya aku memilih diam. Detik ini merindumu dalam kesendirian dan sepiku” Rena berbicara pada hatinya. Lamat-lamat cahaya surya meredup, bersama kepakan sayap burung-burung kecil sore itu hujan mulai turun setelah awan sudah menyerah dengan perlawan matahari. Mata hitamnya berbinar memandangi rintik air hujan yang mulai menyentuh dedaunan. Dari jendela kamarnya dia berkata lirih “Mungkin saja hujan selalu bersabar dan tak mengeluh, saat rindu mulai menggumpal menjadi mendung. Sudah berapa matahari yang telah ia leawatkan tanpa menyentuh daun-daun pepohonan yang mulai mengering menunggu datangnya hujan dengan sabar dan menyimpannya begitu dalam”.

Malam menggantikan senja dengan cepat, Rena mengelap bola basket merah pemberian Rian, pelan. Tanpa menghitung waktu yang telah dia habiskan bersama bola merahnya. Satu jam sudah berlalu. Mungkin setitik debu pun tak ada yang menempel di bola itu. Karena saat itu juga Rena mengingat-ingat setahun lalu, saat pertama kali bola basket merah menjadi miliknya.

No comments:

Post a Comment

Monggo di ketik ^^

 

Copyright © A Simple Handwriting Site Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger